SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Sistem informasi merupakan aplikasi
komputer untuk mendukung operasi dari suatu organisasi: operasi, instalasi, dan
perawatan komputer, perangkat lunak, dan data. Sistem Informasi Manajemen
adalah kunci dari bidang yang menekankan finansial dan personal manajemen.
Sistem Informasi Penjualan adalah suatu sistem informasi yang mengorganisasikan
serangkaian prosedur dan metode yang dirancang untuk menghasilkan, menganalisa,
menyebarkan dan memperoleh informasi guna mendukung pengambilan keputusan
mengenai penjualan. Secara teknis sistem informasi dapat didefinisikan sebagai
sekumpulan komponen yang saling berhubungan, mengumpulkan, memproses, menyimpan
dan mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan dan
pengawasan dalam suatu organisasi. Sistem Informasi dapat dibedakan menjadi 2,
sistem informasi manual dan sistem informasi berbasis komputer (CBIS). CBIS
atau selanjutnya disebut sistem informasi (SI) adalah jenis sistem informasi
yang menggunakan computer.
Pengertian Sistem Informasi
1 Alter (1992)
Sistem informasi adalah kombinasi antar prosedur kerja, informasi, orang, dan
teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah
organisasi.
2 Bodnar dan Hopwood (1993)
Sistem informasi adalah kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang
dirancang untuk mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna.
3 Gelinas, Oram, dan Wiggins (1990)
Sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri
atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk
menghimpun, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran
kepada para pemakai.
4 Hall (2001)
Sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal di mana data
dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai.
5 Turban, McLean, dan Wetherbe (1999)
Sebuah sistem informasi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan
menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik.
6 Wilkinson (1992)
Sistem informasi adalah kerangka kerja yang mengkoordinasikan sumberdaya
(manusia, komputer) untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran
(informasi), guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan.
Contoh Sistem Informasi :
1 Sistem reservasi pesawat terbang
2 Sistem untuk menangani penjualan kredit kendaraan bermotor
3 Sistem biometric
4 Sistem POS (point-of-sale)
5 Sistem telemetri
6 Sistem berbasiskan kartu cerdas (smart card)
7 Sistem yang dipasang pada tempat-tempat publik yang memungkinkan seseorang
mendapatkan informasi seperti hotel, tempat pariwisata, pertokoan, dan
lain-lain
8 Sistem layanan akademis berbasis web
9 Sistem pertukaran data elektronis (Electronic Data Interchange atau EDI)
10 E-government atau sistem informasi layanan pemerintahan yang berbasis
internet.
Sifat Sistem Informasi
1. Tidak harus kompleks
2. Bisa saja menggunakan sebuah computer
Kemampuan Sistem Informasi
(Turban, McLean, dan Wetherbe, 1999)
1 Melaksanakan komputasi numerik, bervolume besar, dengan kecepatan tinggi
2 Menyediakan komunikasi dalam organisasi atau antarorgansiasi yang murah,
akurat, dan cepat
3 Menyimpan informasi dalam jumlah yang sangat besar dalam ruang yang kecil
tetapi mudah diakses
4 Memungkinkan pengaksesan informasi yang sangat banyak di seluruh dunia dengan
cepat dan murah
5 Meningkatkan efektivitas dan efisiensi orang-orang yang bekerja dalam
kelompok dalam suatu tempat atau pada beberapa lokasi
6 Menyajikan informasi dengan jelas yang menggugah pikiran manusia
7 Mengotomasikan proses-proses bisnis yang semiotomatis dan tugas-tugas yang
dikerjakan secara manual
8 Mempercepat pengetikan dan penyuntingan
9 Melaksanakan hal-hal di atas jauh lebih murah daripada kalau dikerjakan
secara manual
PERANAN SISTEM INFORMASI
(Alter, 1992)
1 Berpartisipasi dalam pelaksanaan tugas-tugas Otomasi
2 Mengaitkan perencanaan, pengerjaan, dan pengendali dalam sebuah subsistem
3 Mengkoordinasikan subsistem-subsistem
4 Mengintegrasikan subsistem-subsistem.
TANTANGAN MANAJEMEN
Ada banyak teknologi alternatif untuk membantu perusahaan mencapai keamanan dan
kontrol, tapi disiplin organisasi diminta untuk menggunakan teknologi-teknologi
tersebut secara efektif.
1. Tantangan investasi sistem informasi
2. Tantangan strategik bisnis
3. Tantangan globalisasi
4. Tantangan infrastruktur teknologi informasi
5. Tantangan tanggung jawab dan pengawasan: etika dan keamanan.1. Pendekatan
Teknis
1 Ilmu Komputer, fokus pada akses penyimpanan data.
2 Metode Kuantitatif, fokus pada praktik manajemen.
3 Riset Operasi, fokus pada parameter terpilih.
4 Menekankan pada model normatif berbasis matematis pada ilmu sistem
informasi sebagaimana teknologi fisik dan kapabilitas formal pada sistem.
5 Disiplin yang disumbangkan pada pendekatan teknis adalah ilmu komputer,
ilmu manajemen dan riset operasi. Ilmu komputer menekankan pada teori tentang
kemampuan menghitung, metode komputasi, dan metode penyimpanan dan akses data
yang efisien. Ilmu manajemen menekankan pada pengembangan model untuk
pengambilan keputusan dan praktek manajemen.
2. Pendekatan Perilaku
1 Ahli Sosiologi, mempelajari keterkaitan Individu.
2 Ahli Psikologi, mempelajari keterkaitan dengan pola pengambilan
keputusan.
3 Ahli Ekonomi, mempelajari keterkaitan dengan proses produksi.
4 Bagian penting dalam bidang sistem informasi adalah isu perilaku yang
muncul dalam pengembangan dan pemeliharaan jangka panjang dari sistem informasi.
Isu seperti integrasi strategik bisnis, desain, implementasi, utilisasi dan
manajemen tidak dapat digali dengan baik dengan pendekatan teknis.
3. Pendekatan lain Sistem Sosioteknik
1 SIM menggabungkan tataran teoritis dari ilmu komputer, ilmu manajemen
& riset operasi dengan orientasi praktis melalui pembuatan sistem dan
aplikasi. Juga menekankan pada isu keperilakuan yang diangkat oleh sosiologi,
ekonomi dan psikologi.
2 Perspektif sistem sosioteknik membantu menghindari pendekatan teknologi
murni pada sistem informasi. Penekanannya adalah pada perlunya optimasi kinerja
sistem secara keseluruhan, baik teknis maupun perilaku. Hal ini berarti bahwa
teknologi harus diubah dan didesain agar sejalan dengan kebutuhan organisasi
dan individu.
PERAN BARU SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DALAM ORGANISASI
1 Inisiasi dan perancangan sistem informasi strategis.
2 Perencanaan, pengembangan dan pengendalian infrastruktur.
3 Menggabungkan internet dan e-commerce kedalam bisnis.
4 Mengelola integrasi sistem, termasuk internet, intranet dan extranet.
5 Kerjasama dengan tingkat eksekutif dalam menjalankan bisnis.
6 Mengelola outsourcing.
7 Secara proaktif menggunakan pengetahuan bisnis dan teknologi untuk
menggali ide-ide inovatif tentang TI.
8 Menciptakan aliansi bisnis dengan vendor dan IS Department dalam
organisasi lain.
9 Menyediakan lingkungan komputasi yang baru.
10 Sebagai tambahan dari fungsi tradisioanl : pengelolaan keamanan
sistem, pengembangan dan perawatan, operasional komputer.
PERAN SIM PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DI DALAM ORGANISASI
Dukungan sistem informasi manajemen pada pembuatan keputusan dalam suatu
organisasi dapat diuraikan menurut tiga tahapan proses pembuatan keputusan,
yaitu pemahaman, perancangan (design), dan pemilihan. Dukungan SIM biasanya
melibatkan pengolahan, file komputer maupun non komputer.
Pada tahap pemahaman hubungannya dengan SIM adalah pada proses penyelidikan
yang meliputi pemeriksaan data baik dengan cara yang telah ditentukan maupun
dengan cara khusus. SIM harus memberikan kedua cara tersebut. Sistem Informasi
sendiri harus meneliti semua data dan mengajukan permintaan untuk diuji
mengenai situasi-situasi yang jelas menuntut perhatian. Baik SIM maupun
organisasi harus menyediakan saluran komunikasi untuk masalah-masalah yang diketahui
dengan jelas agar disampaikan kepada organisasi tingkat atas sehingga
masalah-masalah tersebut dapat ditangani. Pada tahap ini juga perlu ditetapkan
kemungkinan-kemungkinannya. Dukungan SIM memerlukan suatu data base dengan data
masyarakat, saingan dan intern ditambah metode untuk penelusuran dan penemuan
masalah-masalah.
Pada tahap perancangan (design), kaitannya dengan SIM adalah membuat
model-model keputusan untuk diolah berdasarkan data yang ada serta memprakarsai
pemecahan-pemecahan alternatif. Model-model yang tersedia harus membantu
menganalisis alternatif-altematif. Dukungan SIM terdiri dari perangkat lunak
statistika serta perangkat lunak pembuatan model lainnya. Hal ini melibatkan
pendekatan terstruktur, manipulasi model, dan sistem pencarian kembali data
base.
Pada tahap pemilihan, SIM menjadi paling efektif apabila hasil-hasil
perancangan disajikan dalam suatu bentuk yang mendorong pengambilan keputusan.
Apabila telah dilakukan pemilihan, maka peranan SIM berubah menjadi pengumpulan
data untuk umpan balik dan penilaian kemudian. Dukungan SIM pada tahap
pemilihan adalah memilih berbagai model keputusan melakukan analisis kepekaan
(analisis sensitivitas) serta menentukan prosedur pemilihan. Dukungan SIM untuk
pembuatan keputusan terdiri dari suatu database yang lengkap, kemampuan
pencarian kembali database, perangkat lunak statistika dan analitik liainnya,
serta suatu dasar model yang berisi perangkat lunak pembuatan model-model
keputusan.
Pada dasarnya peranan SIM tersebut pada proses pemahaman yang menyangkut
penelitian lingkungan untuk kondisi-kondisi yang memerlukan keputusan. Istilah
pemahaman di sini mempunyai arti sama dengan pengenalan masalah. Kemudian pada
proses perancangan serta pada prosed pemilihan. Sering orang menyatakan bahwa
komputer akan mengambil keputusan, ini merupakan suatu pemyataan yang salah
kaprah dan tidak mengetahui letak peranan komputer serta bagaimana suatu proses
pengambilan keputusan dilakukan. Keputusan sebenarnya hanya dapat diambil atau
dilakukan oleh manusia.
Dukungan SIM pada tahapan penelusuran dapat dilakukan menggunakan perangkat
lunak untuk penelusuran masalah. Pada tahapan ini kegiatan-kegiatan yang
dilakukan adalah mencari atau menyaring keadaan lingkungan organisasi baik
internal maupun eksternal untuk menunjukkan adanya peluang dan masalah.
Jenis-jenis peluang atau masalah yang ditemukan pada tahapan penelusuran dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
a. Peluang, meliputi:
1) Peluang untuk laba
2) Peluang untuk pengurangan resiko masyarakat
3) Peluang untuk pelayanan
b. Masalah, meliputi:
1) Masalah yang mempengaruhi permintaan akan barang/jasa
2) Masalah yang mempengaruhi prestasi
3) Masalah resiko
Sistem informasi untuk mengidentifikasi peluang atau masalah memerlukan unsur
sebagai berikut:
a. Basis data, meliputi:
1) Basis data masyarakat
2) Basis data lingkungan
3) Basis data lingkungan persaingan
4) Basis data intern organisasi
b. Pengolahan dan penelusuran
1) Penelusuran terstruktur yang kontinyu
2) Penelusuran terstruktur yang khusus (adhoc)
3) Penelusuran tidak terstruktur yang khusus
4) Penelusuran tidak terstruktur yang khusus memerlukan kemampuan SIM untuk
menyediakan sarana pencarian kembali data-data secara langsung (on line)
c. Laporan, meliputi:
1) Keluaran yang langsung untuk perangkat lunak tahapan desain
2) Keluaran yang menyatakan desain keputusan
3) Keluaran yang menyatakan langkah pilihan keputusan yang harus diikuti
4) Keluaran yang menyatakan suatu pemecahan atau peluang yang mungkin tetapi
tanpa indikator-indikator tindakan mendatang
PELUANG BARU DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI
Perusahaan-perusahaan saat ini memiliki peluang untuk menciptakan website yang
reliabel dan strategi-strategi yang dapat mendukung e-commerce dan e-business.
Lebih mendalam, pendapatan, liabilitas, reputasi, kesan merek – dan bahkan
kemampuan perusahaan untuk bertahan.
Pengembangan sistem informasi yang baru membutuhkan suatu perencanaan sistem
teknologi informasi. Pembuatan perencanaan strategis sistem teknologi informasi
adalah sebagai langkah awal dalam membuat perencanaan sistem teknologi
informasi. Pada tahap awal penelitian dilakukan studi literatur tentang sistem
informasi dan perencanaan strategis sistem teknologi informasi. Tahap
selanjutnya dilakukan pengumpulan data dan informasi sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Tahap berikutnya dilakukan analisis bisnis dan analisis sistem teknologi
informasi. Analisis bisnis yang dilakukan adalah analisis 5 competitive forces
model Porter, analisis Strength Weaknesses Opportunity Threaths (SWOT),
analisis value chain. Analisis sistem teknologi informasi yang dilakukan adalah
analisis Information System Strategic Grid model McFarlan dan analisis
kesenjangan. Bagian akhir analisis dilengkapi dengan rekomendasi strategi untuk
pengembangan sistem teknologi informasi. Perbandingan antara kondisi sistem
teknologi informasi XYZ dan kedua kompetitornya, yaitu THF dan MAF, dari segi
teknis dan spesifikasinya adalah tidak jauh berbeda.
Pengendalian Intern Dalam Sistem Informasi Akuntansi
1. Pengertian sistem pengendalian
intern
Sistem informasi akuntansi sebagai
sistem yang terbuka tidak bisa dijamin sebagai suatu sistem yangbebas dari
kesalahan maupun kecurangan. Pengendalian intern yang baik merupakan cara
bagisuatu sistem untuk melindungi diri dari tindakan-tindakan yang merugikan.
Dalam arti sempit, pengendalian internhanya dibatasi pada kegiatan pengecekan,
penjumlahan, baik penjumlahan mendatar maupun penjumlahan menurun.
Pengendalian intern secara luas,
diantaranya ;
a. Batasan pengendalian intern,
sebagai suatu sistem pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta
semua metode dan ukuran yang diterapkan dalam perusahaan, dengan tujuan untuk :
- mengamankan aktiva perusahaan
- mengecek kecermatan dan
ketelitian data akuntansi
- meningkatkan efisiensi
- mendorong agar kebijakan
manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran organisasi
Ringkasnya bahwa pengendalian intern
tidak hanya meliputii pekerjaan pengecekan tetapi juga meliputi semua sistem
kerja yang terjadi dalam perusahaan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.
Dari definisi pengendalian intern
yang dikemukakan tersebut diatas dapat ditemukan beberapa konsep dasar
berikut :
- Pengendalian intern merupakan
suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu, atau merupakan suatu
rangkaian tindakan yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan
- Pengendalian intern bukan hanya
terdiri dari pedoman, kebijakan, formulir, namun dijalankan oleh orang
dari setiap jenjang organisasi, yang mencakup dewan komisaris, manajemen
dan personil lain.
- Pengendalian intern diharapkan
mampu memberikan keyakinan memadai, bukan keyakinan mutlak bagi manajemen
dan dewan komisaris entitas. Keterbatasan yang melekat dalam semua sistem
pengendalian intern dan pertimbangan manfaat serta pengorbanan dalam
pencapaian tujuan pengendalian, menyebabkan pengendalian intern tidak
dapat memberikan keyakinan mutlak.
- Pengendalian intern ditujukan
untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan yaitu pelaporan keuangan,
kepatuhan dan operasi.
Sistem pengendaliaan intern meliputi
struktur organisasi, metode, dan ukuran yang diorganisasikan untuk menjaga
kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan kehandalan data akuntansi,
mendorong efisiensi untuk dipatuhinya kebijakan manajemen. Sistem pengendalian
intern merupakan kebijakan, praktik, dan prosedur yang digunakan organisasi
untuk mencapai empat tujuan utama :
- Untuk menjaga aktiva perusahaan
- Untuk memastikan akurasi dan
dapat diandalkan catatan dan informasi akuntansi
- Untuk mempromosikan efisiensi
operasi perusahaan
- Untuk mengukur kesesuaian
kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.
Berangkat dari tujuan diatas, maka
sistem pengendalian intern dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :
a) Pengendalian intern akuntansi (internal
accounting control)
Pengendalian intern akuntansi
meliputi persetujuan, pemisahan antara fungsi operasi, penyimpanan dan
pencatatan serta pengawasan fisik atas kekayaan.
b) Pengendalian intern administrasi
(internal administratife control)
Pengendalian intern administrasi
meliputi peningkatan efisiensi usaha, dan mendorong dipatuhinya kebijakan
pimpinan, misalnya analisis statistik, studi waktu dan gerak, program
pelatihan, dan pengendalian mutu kegiatan perusahaan .
2. Karakteristik sistem pengendalian
intern
Kehandalan sistem pengendalian
intern harus dilandasi dengan karakteristik dari sistem tersebut yaitu :
- Adanya pendelegasian wewenang
kepada petugas tertentu untuk menyetujui transaksi dan penetapan tugas,
pengecekan kepada petugas yang lain untuk mengetahui bahwa transaksi telah
disetujui oleh petugas yang berwenang.
- Adanya penyelenggaraan
akuntansi sedemikian rupa sehingga mudah di cek.
- Adanya pendelegasian secara
fisik yang tepat, termasuk penjagaan berganda terhadap aktiva yang
dimiliki.
- Adanya perifikasi secara
periodik terhadap eksistensi aktiva yang dicatat.
- Memiliki pegawai yang cakap,
mempunyai kemampuan dan latihan yang cukup, sesuai dengan tingkat
pertanggungjawabannya.
- Adanya pemisahan fungsi
penyimpanan aktiva dari fungsi pencatatan, dan dari pelaksanaan transaksi
yang bersangkutan.
3. Pengendalian intern dalam Sistem
Informasi Akuntansi Pembelian
Unsur-unsur pengendalian intern
dalam siklus pembelian dirancang untuk mencapai tujuan pokok pengendalian
akuntansi, yaitu menjaga kekayaan (persediaan) dan kewajiban perusahaan,
menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi (utang, kas, persediaan).
Untuk merancang unsur-unsur pengendalian akuntansi yang diterapkan dalam siklus
pembelian, terdapat tiga unsur pokok yaitu :
a. Organisasi
- Fungsi pembelian terpisah dari
fungsi penerimaan barang.
- Fungsi pembelian harus terpisah
dengan fungsi akuntansi.
- Fungsi penerimaan barang harus
terpisah dengan fungsi penyimpanan barang.
- Transaksi pembelian harus
dilaksanakan oleh fungsi gudang, fungsi pembelian, penerimaan barang,
pencatat utang, dan fungsi akuntansi yang lain.
- Transaksi retur pembelian harus
dilaksanakan oleh fungsi pembelian, penerimaan barang, pencatat utang,
fungsi akuntansi yang lain.
b. Sistem otorisasi dan prosedur
pencatatan
- Surat permintaan pembelian
otorisasi oleh fungsi gudang untuk barang digudang, atau oleh kepala
fungsi yang bersangkutan untuk barang yang langsung dipakai.
- Surat order pembelian
diotorisasi oleh fungsi pembelian atau pejabat yang lebih tinggi.
- Laporan penerimaan barang
diotorisasi oleh fungsi penerimaan barang.
- Bukti kas keluar oleh kepala
fungsi pencatatan utang atau pejabat yang lebih tinggi.
- Memo debit untuk retur
pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian.
- Laporan pengiriman barang untuk
retur pembelian diotorisasi oleh fungsi pengiriman barang.
- Pencatatan terjadinya utang
didasarkan atas bukti kas keluar yang didukung dengan surat order
pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok.
- Pencatatan berkurangnya utang
karena retur pembelian didasarkan memo debit yang didukung dengan laporan
pengiriman barang.
- Pengurangan utang di dalam
arsip bukti kas keluar yang belum dibayar dan pencatatan di dalam register
bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi pencatat utang.
- Pencatatan di dalam jurnal umum
diotorisasi oleh fungsi pencatat jurnal.
c. Praktik yang sehat ;
- Surat permintaan pembelian
bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi
gudang.
- Surat order pembelian bernomor
urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi
pembelian.
- Laporan penerimaan barang bernomor
urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi
penerimaan barang.
- Memo debit untuk retur
pembelian bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan
oleh fungsi pembelian.
- Laporan penerimaan barang
bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi
pengiriman barang.
- Pemasok dipilih berdasarkan
jawaban penawaran harga bersaing dari berbagai pemasok.
- Barang hanya diperiksa dan
diterima oleh fungsi penerimaan barang jika fungsi ini telah menerima
tembusan surat order pembelian dari fungsi pembelian.
- Fungsi penerimaan barang
melakukan pemeriksaan barang yang diterima dari pemasok dengan cara
menghitung dan menginspeksi barang tersebut dan membandingkannya dengan
tembusan surat order pembelian.
- Terdapat pengecekan, syarat
pembelian, dan ketelitian perkalian di dalam faktur dari pemasok sebelum
faktur tersebut diproses untuk dibayar.
- Catatan yang berfungsi sebagai
buku pembantu utang secara periodik direkonsiliasi dengan rekening control
utang di dalam buku besar.
- Pembayaran faktur dilakukan
sesuai dengan syarat pembayaran guna mencegah kehilangan kesempatan untuk
memperoleh potongan tunai.
- Bukti kas keluar beserta
dokumen pendukungnya dicap “lunas” oleh fungsi pengeluaran kas setelah cek
dikirimkan kepada pemasok.
4. Pengendalian akuntansi
Pengendalian akuntansi mempunyai
tujuan umum yaitu untuk mengendalikan harta perusahaan. Ada dua kategori
pengendalian akuntansi, yaitu :
1. Pengendalian secara umum :
Pengendalian akuntansi secara umum untuk keamanan harta perusahaan digolongkan
menjadi :
a. Pengendalian organisasi, dapat
terjadi apabila ada pemisahan tugas (segregation of duties) dan pemisahan
tanggungjawab (segregation of responsibility) yang tegas.
b. Pengendalian dokumentasi;
dokumentasi dapat mencatat tentang deskripsi, penjelasan, bagan air,
daftar-daftar, cetakan hasil komputer, dan contoh-contoh objek dari sistem
informasi. Dokumentasi dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu:
- Dokumentasi
yang disimpan dibagian akuntansi yaitu dokumen dasar, dokumentasi daftar
rekening dan dokumentasi prosedur manual.
- Dokumentasi
yang ada di bagian pengolahan data yaitu dokumentasi prosedur, sistem,
program operasi, dan dokumentasi data.
c. Pengendalian perangkat keras dan perangkat
lunak, dirancang dalam komputer untuk mendeteksi kesalahan atau tidak
berfungsinya dalam sistem kerja.
d. Pengendalian keamanan fisik.
Pengendalian terhadap keamanan fisik perlu dilakukan untuk menjaga keamanan
perangkat keras, perangkat lunak, dan personal dalam perusahaan.
Teknik untuk pengendalian keamanan fisik dapat berupa alat-alat penempatan
fisik yang membantu melindungi harta perusahaan, seperti ; pengawasan terhadap
pengasetan fisik, pengaturan lokasi, dan penerapan alat-alat pengamanan.
e. Pengendalian keamanan data
Menjaga integritas dan keamanan data
merupakan pencegahan terhadap keamanan data yang tersimpan diluar supaya tidak
hilang, rusak, dan diakses oleh pihak yang tidak berkepentingan.
2. Pengendalian Aplikasi
Pengendalian aplikasi berhubungan
dengan pengoperasian akuntansi sistem komputer. Fungsi dari pengendalian
aplikasi adalah untuk memberi jaminan yang cukup bahwa pencatatan, proses, dan
pelaporan data sudah dilakukan dengan benar sesuai prosedural.
Pengendalian aplikasi dikategorikan
sebagai berikut :
- Pengendalian
masukan, Pengendalian ini dirancang untuk mencegah atau mendeteksi
kekeliruan dalam tahap masukan dalam pengolahan data. Pengendalian masukan
umumnya menyangkut efisiensi, persetujuan, masukan terhormat, penandaan,
pembatalan, dan lain-lain dalam proses komputer.
- Pengendalian
pemrosesan, Pengendalian ini mencakup mekanisme, standarisasi, dan
lain-lain.
- Pengendalian
keluaran, Pengendalian keluaran dirancang untuk memeriksa masukan
dan pemrosesan sehingga berpengaruh terhadap keluaran secara absah
dan pendistribusian keluaran secara memadai. Pengendalian ini mencakup
rekonsiliasi, penyajian umur, suspensi berkas, suspensi account, audit
periodik, laporan ketidaksesuaian dan lipstream resubmission.
5. Pengendalian Administrasi
pengendalian ini bertujuan
mengefisiensikan operasi kegiatan dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan
manajemen yang telah ditetapkan. Manajemen yang baik dapat menghindari
perusahaan dari penyelewengan dan kesalahan, sehingga mampu mewujudkan tujuan
dan mendukung pengendalian akuntansi perusahaan.